Minggu, 08 Maret 2020

Pergi Untuk Bahagia

Kau tepikan aku
Kau renggut mimpi
Yang dulu kita ukir bersama

Sejak malam itu, api yang sempat menyala, akhirnya padam. Meninggalkan asap pekat, di langit pun di hati. Kamu pergi. Membawa hati serta mimpi.

Ah..
Aku tak berharap kamu kembali. Sungguh. Karena bukan itu tujuanku.

Kamu harus bahagia. Bagaimanapun caranya dan dengan siapapun orangnya.

Iya, itu tujuanku. Bukankah seharusnya rasa sayang yang amat dalam itu, membuat seseorang belajar memberi tanpa pamrih dan tersenyum tanpa perih?

Bagaimana dengan angan dan harap yang sempat ada? Apakah memang sudah takdirnya, sebuah angan hanya akan menjadi angin? Apakah memang sudah jalannya, semua harap akan lenyap?

Jika memang begitu, aku akan terima.
Aku akan selalu terima apa saja yang membuat kamu merasa jauh baik.

Tapi, aku pun ingin bahagia.

Aku akan cari sendiri bahagiaku, kamu tidak usah khawatir, aku pasti akan menemukannya.
Dan akan aku pastikan, kamu tidak ada didalamnya--jika itu ketakutanmu.

I can stand on my own two feet.


Bukannya aku mudah menyerah
Tapi bijaksana 
Mengerti kapan harus berhenti
Ku kan menunggu tapi tak selamanya


***
Jakarta, 8 Maret 2020