Jumat, 24 Januari 2014

Kafein?

Kafein?


Apa yang ada dipikiran kalian kalau denger atau baca kata "Kafein"? Kopi? Atau minuman bikin melek? Atau begadang?Yaa kurang lebih itu lah yaa.
Aku mau share info-info tentang kafein nih, disimak yaa!

Kafeina, atau yang biasa dikenal kafein, adalah senyawa alkaloid xantina berbentuk kristal dan berasa pahit yang bekerja sebagai obat perangsang psikoaktif, diuretik ringan, dapat mengusir rasa kantuk secara sementara dan meningkatkan kewaspadaan.
Kafein itu zat psikoaktif yang paling banyak dikonsumsi di dunia, karena kafein legal dan tidak diatur oleh hukum di hampir seluruh yuridiksi dunia.
Kafein sendiri banyak dijumpai pada biji kopi,  daun teh, buah kola, guarana, dan maté. Pada tumbuhan, kafein berperan sebagai pestisida alami yang melumpuhkan dan mematikan serangga-serangga tertentu yang memakan tanaman tersebut. Kafein umumnya dikonsumsi oleh manusia dengan mengekstraksinya dari biji kopi dan daun teh.
Dilaporkan bahwa kadar kafeina yang tinggi dijumpai pada semaian yang baru tumbuh dan ditemukan pada tanah disekitar semai biji kopi. Diketahui bahwa ia berperan sebagai penghambat perkecambahan yang menghambat perkecambahan semai kopi lain di sekitarnya, sehingga meningkatkan tingkat keberlangsungan hidup kecambah kopi itu sendiri.

1. Kopi



Kalian tau? Sumber utama kafeina dunia adalah biji kopi. Banyak orang bilang kopi itu tidak sehat dan berbahaya karena mengandung kafein. Ya memang benar, tetapi, itu tergantung dari kandungan kafein didalamnya. Kandungan kafeina pada kopi bervariasi, tergantung pada jenis biji kopi dan metode pembuatan yang digunakan. Secara umum, satu sajian kopi mengandung sekitar 40 mg (30 mL espresso varietas arabica) kafeina, sampai dengan 100 mg kafeina untuk satu cangkir (120 mL) kopi. Umumnya, kopi dark-roast memiliki kadar kafeina yang lebih rendah karena proses pemanggangan akan mengurangi kandungan kafeina pada biji tersebut. Kopi varietas arabica umumnya mengandung kadar kafeina yang lebih sedikit daripada kopi varietas robusta.

2.  Teh

 Teh merupakan sumber kafeina lainnya. Walaupun teh mengandung kadar kafeina yang lebih tinggi daripada kopi, umumnya teh disajikan dalam kadar sajian yang jauh lebih rendah. Kandungan kafeina juga bervariasi pada jenis-jenis daun teh yang berbeda. Teh mengandung sejumlah kecil teobromina dan kadar teofilina yang sedikit lebih tinggi daripada kopi. Warna air teh bukanlah indikator yang baik untuk menentukan kandungan kafeina. Sebagai contoh, teh seperti teh hijau Jepang gyokuro yang berwarna lebih pucat mengandung jauh lebih banyak kafeina daripada teh lapsang souchong yang berwarna lebih gelap.

3. Coklat

 
Coklat yang didapatkan dari biji kakao mengandung sejumlah kecil kafeina. Efek rangsangan yang dihasilkan oleh coklat berasal dari efek kombinasi teobromina, teofilina, dan kafeina. Coklat mengandung jumlah kafeina yang sangat sedikit untuk mengakibatkan rangsangan yang setara dengan kopi. 28 g sajian coklat susu batangan mengandung kadar kafeina yang setara dengan secangkir kopi yang didekafeinasi.



Dan mungkin selama ini yang kalian dengar hanya pengaruh buruk kafein, tetapi sebenarnya ada juga manfaat dibalik keganasan kafein. Ini ada beberapa manfaatnya, antara lain:
-Mencegah gigi berlubang -Mengurangi derita sakit kepala -Melegakan nafas penderita asma -Membuat badan tidak cepat lelah -Meningkatkan rasa riang, membuat kita merasa lebih segar & energik -Mengurangi resiko terkena pengeroposan tulang (osteoporosis) -Meningkatkan penampilan mental & memori karena kopi dapat merangsang banyak daerah dalam otak yang dapat mengatur tetap terjaganya : rangsangan, mood & konsentrasi -Menangkal radikal bebas & menghancurkan molekul yang dapat merusak sel DNA

Read more at http://uniqpost.com/38826/manfaat-kafein-bagi-kesehatan/
- Mencegah gigi berlubang
- Mengurangi derita sakit kepala
- Melegakan nafas penderita asma
- Membuat badan tidak cepat lelah
- Meningkatkan rasa riang, lebih segar dan energik
- Mengurangi risiko terkena pengeroposan tulang (osteoporosis)
Dan lain-lain lagi.

Tetapi, memang kadar kafein per hari yang kita konsumsi itu ada batasnya. Jumlah kafein yang disarankan tidak lebih dari 400mg per harinya. Karena itu, pintar pintar lah mengatur asupan bagi tubuh kita! Merci! :D


 
-Mencegah gigi berlubang -Mengurangi derita sakit kepala -Melegakan nafas penderita asma -Membuat badan tidak cepat lelah -Meningkatkan rasa riang, membuat kita merasa lebih segar & energik -Mengurangi resiko terkena pengeroposan tulang (osteoporosis) -Meningkatkan penampilan mental & memori karena kopi dapat merangsang banyak daerah dalam otak yang dapat mengatur tetap terjaganya : rangsangan, mood & konsentrasi -Menangkal radikal bebas & menghancurkan molekul yang dapat merusak sel DNA

Read more at http://uniqpost.com/38826/manfaat-kafein-bagi-kesehatan/
-Mencegah gigi berlubang -Mengurangi derita sakit kepala -Melegakan nafas penderita asma -Membuat badan tidak cepat lelah -Meningkatkan rasa riang, membuat kita merasa lebih segar & energik -Mengurangi resiko terkena pengeroposan tulang (osteoporosis) -Meningkatkan penampilan mental & memori karena kopi dapat merangsang banyak daerah dalam otak yang dapat mengatur tetap terjaganya : rangsangan, mood & konsentrasi -Menangkal radikal bebas & menghancurkan molekul yang dapat merusak sel DNA

Read more at http://uniqpost.com/38826/manfaat-kafein-bagi-kesehatan/

Jumat, 17 Januari 2014

Sebuah Moment (1)

Satu kata yang sulit terucap
Hingga batinku tersiksa
Tuhan tolong jelaskanlah
Perasaanku berubah jadi cinta
Zigas - Sahabat Jadi Cinta
Dret dret dret
Getaran hp Flo membuyarkan lamunannya sendiri. Tanpa minat, Flo membuka Whatsapp yang baru saja diterima.
 
Caca: Flo! Liburan akhir tahun! Liburan terakhir kita sebelum masa susah disemester 6:(  Rencana kemana?
Flo: Ngedekem di rumah kali, Ca.
Caca: Pantai yuk! Sama anak-anak sd seru tuh kayaknya....
Flo: Ayok dah. Kumpulin aja dulu, omongin.
Caca: Rumahku, sore ini, kutunggu yaa!

Gagallah rencananya sore ini untuk duduk-duduk di balkon sambil santai minum kopi dan baca novel yang baru dibelinya kemarin malam. Flo, Flovanda Shafira, cewek dengan rambut hitam sebahu yang selalu dibiarkan tergerai ini punya segudang teman. Tapi, ya namanya teman, siklusnya pasti datang-dekat-jauh-pergi-datang-butuh-selesai-pergi, ya itulah kurang lebihnya. Jarang ada 'teman' yang bikin dia leluasa jadi dirinya sendiri, sekalipun dia sudah dianggap jadi bagian mereka, karena bagi Flo, Banyak teman itu boleh, berbuat baik itu harus, tapi jadi diri sendiri itu pilihan. Dan pilihan yang selalu ia tuju adalah teman sd. Seberapapun jauhnya dan banyaknya mereka, kalau udah kumpul sama mereka pasti lupa lautan karena daratan aja udah lewat.

Jam dinding menunjukan pukul 3 sore, itu artinya sudah 3 jam Flo melamun setelah selesai makan siang. Rumah Caca bukanlah tempat yang jauh, tapi Flo belum mandi seharian ini dan itu pasti akan memakan waktu lama. Dengan gesit, Flo memasukan notebook, dompet, dan powerbanknya sebelum Flo mengambil handuk dan mandi.


***
"Jadi kemana nih kita, Ca, Flo?" tanya Rinda. Yang kumpul sore ini, Felli, Dhia, Yuni, Caca, dan Flo, hanya menggeleng kepala.

"Ini mah unjung-ujungnya pasti kalo gak Penvil, yaa Ragunan." keluh Rinda.

"Flo, biasanya lo ada ide bagus kalo soal kumpulin anak sd gini?" celetuk Felli.

"Tadi Caca usul, pantai gimana? Saran aku sih nginep gitu berapa hari."

"Lo mau ngurusin, Flo? Gue sih ogah, ribet," komentar Dhia.

"Iya aku urusin, tapi bantuin share, oke?"

Akhirnya semua meng-iya-kan saran Flo dengan syarat ia yang harus mengurus semuanya. Tapi Flo tau, ia tidak akan benar-benar mengurus semuanya sendiri, mereka gak akan setega itu. 

Sebenarnya, bukan hal sulit untuk mengurus penginapan, transportasi hingga makanan, tapi yang bikin pusing itu, tidak pasti berapa jumlah anak yang akan ikut. Setiap mereka ditanya pasti rata-rata jawab "Gampang, lo atur aja.", "Dateng, tapi gua gaada duit." atau "Iya tapi gratis ya? Hehe." Jadi inti masalahnya adalah.... Uang.

Sore itu juga, Flo, dengan dibantu Caca, membuat rancangan dan rincian kasar. Mulai dari browsing cottages, biaya yang harus dikeluarkan dan masalah makan. Flo dan Caca berkutat dengan notebook masing-masing sembari ditemani oleh beberapa coklat dan ciki yang ditinggalkan teman-temannya tadi.

"Ca! Aku dapet! Yeah murah, see!" pekik Flo sehingga mengundang lirikan tajam dari kakak Caca yang duduk tidak jauh dari mereka, yang dilirik hanya bisa nyengir kuda.

"Nih ya, Ca, dengan harga segini, kita bisa dapet cottage tingkat dengan 2 kamar tidur, 2 kamar mandi, 1 dapur, dan 1 ruang keluarga. Terus kita berangkat Senin pagi, pulang Rabu siang." tutur Flo dengan memelankan suaranya.

"Oke, terus makanan? Patungan berapa-berapa? Yang worth it ya, Flo... Kamu tau sendirikan mereka gimana..."

"Pasti! Soal makan, setiap siang sama malem makan beli diluar aja biar gak repot, kalau pagi baru kita bikin nasi goreng atau mie goreng. Bahan-bahannya beli disana aja, kita tinggal bawa kompor, gas sama penggorengan doang, piring beli plastikan aja. Patungannya 70ribuan, kalau yang cowok gak ada segitu kasih 55ribu aja. Mentok, gak boleh nawar. Dan kendaraan, itu tergantung yang ikut. Kita pawai aja, lebih seru. Bawa mobil sama motor." jelas Flo yang mengundang anggukan dari Caca.

"Ada yang kurang, Ca?" tanya Flo sambil membereskan barang-barangnya dan memasukkannya kedalam tas.

"Kayaknya segini dulu aja. Kita share besok, kalo ada yang bisa malah kumpul lagi kesini."

"Oke, aku pulang dulu, Ca. Bye!"

Sesampai Flo di kamarnya, bukannya langsung tidur, tapi malah baca novel yang tidak jadi disentuhnya tadi sore. Novelers, itu sebutan teman-teman rumahnya buat Flo, dan hal itu juga yang bikin mama ngomel karena minus matanya yang udah jauh dari kata normal, 4.5, kurang gede apa? Sedangkan dia masih duduk di kelas 12 SMA. Entah karena dorongan apa, Flo menyempatkan diri untuk membuka akun twitternya.

Ah dia! Udah jam segini, jelas aja dia nongol.

Jam beker disebelah tempat tidurnya sudah menunjukkan pukul 00.06 dan Flo masih senyum-senyum memerhatikan timeline orang itu. Suasana malam memang selalu membuat siapapun terlarut dalam pikiran masing-masing, beragam emosi muncul setelah malam hari, dengan emosi sendu dan tenang lah yang lebih mendominasi. Kalau kata anak jaman sekarang, galau. Apalagi kalau ditambah dengan lagu yang sesuai hati. Lengkap. Dan malam ini pun Flo tertidur dengan lagu First Love-nya Nikka Costa

It's my first love
What I'm dreaming of
When I go to bed
When I lay my head upon my pillow

***
"MA!! MA!! AHH AKU TELAT!!" teriak Flo, "Mamaaaa!"

"Apasih, Flo? Huh, ini libur tau, huh, masih pagi tau, huh, masih jam 6 tau," ujar mama yang terengah-engah setelah melompati beberapa anak tangga dengan cepat.

"OH IYA! Duh maaf ma, Flo lupa hehe," keluarlah cengiran kuda khasnya.

"Yaudah mama kebawah lagi, siapin sarapan. Kamu jangan tidur lagi, udara diluar sejuk tuh." ujar mama sambil membuka jendela dan pintu yang menghadap ke balkon.

Kamar Flo yang luasnya sekitar 4x4 meter ini punya balkon yang menghadap ke taman belakangnya. Pemandangan yang biasa dilihat kayak di film-film, kolam renang yang cukup luas dan taman kecil dengan jalan setapak menuju ruang berdinding kaca yang biasa digunakan keluarga ini untuk berolahraga, ya semacam gym kecil-kecilan. Flo biasa bersantai di balkonnya untuk menulis, membaca novel, atau hanya untuk sekedar mencari angin sambil melihat saudara-saudaranya beraktivitas dibawah sana. Ia termasuk anak pendiam di keluarga besar ini. Cukup besar karena keluarga ini memiliki 5 orang anak, dan Flo berada diposisi terbawah, anak buntut, karena itu ia paling banyak diberi fasilitas, alias dimanja, tapi itupun tidak membuat Flo menjadi manja. Dua kakaknya yang paling tua, Fredi dan Feris, sudah menikah dan masing-masing punya 1 anak. Lalu kakak ketiganya, Findira, kuliah semester akhir di Universitas Milano, Milan, Italia. Lalu kakak terakhirnya, Frecia, paling gaul dan paling cerewet diantara Findira dan Flovanda, dan ia adalah mahasiswa semester 3 di FISIP UI. Flo pun tidak mau kalah dengan kakak-kakaknya, ia sedang mengincar beasiswa di Universitas Zurich, Zurich, Swiss. Buat masalah otak, gak usah diraguin lagi, Flo kadang dipanggil ensiklopedia berjalan sama teman-teman sekolahnya.
Kulit coklat yang sama persis dengan bola matanya, wajah manis, lesung pipi sebelah kanan, berkacamata, otak encer, baik hati dan ramah walau pendiam. Kurang apa? Banyak cowok tertarik sama pesona Flo, bahkan gak jarang yang nyatain cinta, tapi Flo? Gak ada satupun yang nyantol. Flo malah asik bermain di permainan waiting for nothing-nya itu.

Dret dret dret

Flo hanya diam memandangi pemandangan dari balkonnya tanpa minat mengambil hp yang diletakkan di meja balkon itu.

Dret dret dret

Dret dret dret

3 new messages

Caca: Flo, ke rumahku jam berapa?
Felli: Gue sama Rinda mau keliling rumah anak-anak ya, nyamper+nanya. Baru ke rumah Caca.

Dan yang ketiga, bikin udara sekitar Flo seakan abis.
Arkan: Flo, bawa mobil gak ke rumah Cacanya? Jemput gua dong! Hehe:p

Arkan? Err....

***
Tin tin tin

Macet. Satu kata buat deskripsiin Jakarta. Sekalipun lagi libur sekolah, tapi masih tetep aja macet. Iya, disini lah Flo dua jam kemudian. Terjebak macet diruas-ruas jalan Rasuna Said. Arah rumah Arkan. Jelas ini salah. Alam bawah sadarnya yang memilih meng-iya-kan pertanyaan Arkan. Jelas ini salah, batin Flo. Ia memang tidak berusaha untuk ehm move on, tapi ia juga tidak berusaha untuk mengerjarnya. Flo hanya memilih diam dan mengikuti arah waktu. Dan itu membuatnya melakukan ini, bencana bagi pikirannya karena ia sekarang terjebak dalam ruang nostalgia. Oke, ralat, ruang kenangan. Kalau nostalgia kayaknya terlalu tua. Pasalnya, Flo sekarang sedang mengenang kenangannya dengan Arkan yang dulu sangat menyenangkan, bukan sebagai pacar, bukan, tapi sebagai teman dekat, temang sangat dekat. Dan jarak mereka sekarang? Nothing. Benar-benar tidak ada apa-apanya bila dibandingin dulu dan Flo sangat sangat merutuki penyebab long distance ini.

Sesampainya didepan rumah Arkan, Flo mengatur detak jantungnya dengan merapikan rambut dan membetulkan posisi kacamatanya. Lalu mengirim sebuah pesan.

Flo: Depan rumah nih, Ar.
Arkan: Oke, bentar!
Flo: Buruuu

Dan 15menit kemudian baru Arkan muncul dengan kaos Djakarta-nya dan jeans hitam selututnya. Ahya! Tak lupa sepatu converse hitamnya. Santai dan masih gak berubah, batin Flo.

"Hehehe lama ya?" Arkan membuka pintu penumpang disebelah kemudi dan melemparkan cengiran khasnya.

"Banget woy! Kayak cewek aja dah L" cibir Flo, sok kesal.

"Hehe, udah cepetan cabut!" itu kata terakhir yang Arkan katakan sebelum ia terbisu.

Keduanya terbisu sepanjang perjalanan, hanya celotehan kak Binda Umar yang terdengar dari radio. Binda Umar adalah salah satu pesiar favorit Arkan. Flo sengaja mengubah frekuensi radionya sejak berangkat dari rumahnya. Entah kenapa ia merasa sangat canggung dengan teman sepermainannya ini. Di radio, mulai terdengar lagu Selamanya Cinta dari D'Cinnamons.

"Lagu jaman kapan nih! Hahaha enak banget bre!" celetuk Arkan tiba-tiba. Dan disambut dengan nyanyian dari Flo dan Arkan. Ya, mereka berdua bernyanyi bersama sambil tertawa. Menertawakan suara sumbang yang mereka ciptakan.

Andaikan ku dapat mengungkapkan perasaanku
Hingga membuat kau percaya
Akan ku berikan seutuhnya rasa cintaku
Rasa cinta yang tulus dari dasar lubuk hatiku

Dan pada bait terakhir, satu bulir tipis jatuh dari mata Flo sebelah kanan. Tersamarkan oleh tawa keduanya yang meledak.

***
"Hai, cewek-cewek!" sapa Arkan dengan cengiran khasnya.

"Eh, Arkan, tumben lo ikutan kumpul sebelum hari H? Kesambet apaan?" celetuk Karin yang sudah sampai duluan. Caca hanya tersenyum, kemudian melirik tajam kearah Flo. Yang dilirik malah sok sok berisul, padahal Flo sama sekali tidak bisa bersiul.

"Yaudah mana sini notebook sama uang yang laen!" sambar Arkan dan diikuti sama beberapa anak cewek. Gak lama, mereka terlarut kedalam itung-itungan dan urusan ini itu yang muter-muter disitu aja. Caca narik Flo ke kamarnya. Flo juga udah ngerti, pasti dirinya mau diintrogasi sama Caca. Pintu kamar ditutup sepelan mungkin. Caca menyenderkan tubuh di pintu sambil melipat tangannya didepan dada. Bahasa tubuh dan matanya menuntut penjelasan.

"Tadi pagi, doi Whatsapp aku, katanya, kalo aku bawa mobil, jemput dia. Yaa, here we go lah." jawab Flo dengan santainya.

"Hahaha, sok santai dah Flo. Saltingnya keliatan banget bre." jawab Caca dan meneruskan, "So? Masih nunggu ya?" tusuk Caca dan itu sangat tepat sasaran karena bikin Flo diam ditempat. Speechless. Temenan 9 tahun sama Caca jelas gak bisa bikin Flo bisa bohong dan menghindar. Caca tau luar dalam Flo. Apalagi buat urusan yang satu ini, Arkan. Awalnya Caca ketawa begitu dengar pengakuan Flo soal perasaannya ke Arkan, tapi Caca gak heran, yang namanya cewek sama cowok gak akan bisa benar-benar dekat murni temenan, itu yang Caca yakini dan terbukti, pertemanan Flovanda-Arkan yang telah berjalan sepanjang tk-sd-smp bahkan sekarang sma masih berteman walau... you know, mereka udah gak sedekat dulu, dan bila ditotalin, uhm, 14 tahun. Dengan rincian, 11 tahun teman dekat, 3 tahun sisanya itu teman jauh, malah bisa dibilang stranger kalau dia tadi gak datang bareng Flo.

"Tuh kan, melamun! Hush!" Caca melambai-lambaikan tangannya persis didepan muka Flo.

"Udah yuk, Ca! Lanjut nanti aja, ntar dicurgain lagi kita." alih Flo dan segera dibukanya pintu kamar.

"Nih, Flo, liat! Hasil karya kite, hehe." sapa Arkan beserta cengirannya.

"Ah, aku kira kalian ngomongin buat acara kita, eh gataunya edit foto." cibir Flo yang diikuti jitakan dikepala Arkan.

"Lagian, udah jelas juga kan? 70ribu tiap anak, Senin, pukul 7 kita berangkat dari rumah Flo, biar lebih gampang. Rabu pulang. Flo sama Shita bawa mobil, jadi kompor, gas, penggorengan sama karpet bisa ditaruh di mobil." ulang Caca untuk memperjelas.

"Yang ikut rame gak yaa...." Felli mengandai-andai dan yang lain hanya mengangguk.

"Cabut, yuk! Udah fix kan nih? Ohiya, Flo, gua balik bareng Felli aja ya? Mau ke rumah om di buncit nih hehe, thanks banget nih." oceh Arkan.

"Oke, no problem. Aku juga mau cari snack dulu. By the way, aku duluan ya guys! See you!" ucap Flo dengan terburu-buru. Hanya Caca yang bisa menangkap gelagat Flo yang lagi gak karuan perasaannya.

Sesampai Flo di rumah, ia langsung pergi ke balkon. Butuh udara segar untuk me-refresh pikiran dan perasaannya yang kacau. Kenapa harus Felli dan kenapa aku harus peduli, batin Flo.

Arkan. Ramadhani Arkan Gaudi. Nama Arkan selalu mengingatkan Flo akan arsitek terkenal dari kota Reus di Spanyol, Antoni Gaudi. Nama yang mudah dikenang, pikir Flo selalu. Cowok dengan rambut hitam berantakan ini punya mata hitam yang sejernih kucing tapi dengan tatapan yang setajam elang. Tingginya gak lebih dari 170 cm, punya gaya yang tengil dan terkesan selengean tapi friendly banget sama siapa pun. Dia itu pengidap insomnia akut, mangkanya dulu Flo sering banget begadang buat nemenin dia, entah nonton bola, makan, atau sekedar ngobrol sampai ngantuk. Semua dilakukan emang via sms atau social media sih, karena jarak rumah mereka yang jauhnya gak ketolongan. Arkan gak suka sama cewek yang lebay dan terkesan manja tapi faktanya hampir semua mantannya kayak gitu, kecuali mantan terakhirnya, tomboi. Di junior high school-nya, Flo dan Arkan terkenal dengan pasangan yang klop banget, bukan klop sebagai pacar, tapi benar-benar klop sebagai patner. Banyak yang iri sama mereka, terutama sama Flo, karena Arkan itu salah satu cowok incaran cewek-cewek di sekolahnya. Pernah suatu hari, Flo digosipin suka sama Arkan, Flo gelagapan menanggapi komentar-komentar gosip itu yang langsung dituduhkan ke dirinya, dan malam itu pula Arkan marah kepada Flo karena gosip itu. Padahal itu bukan salah Flo, kan? Ya begitu lah, Arkan takut itu benar-benar terjadi...

Sampai pada akhirnya, pertemanan Flo sama Arkan hancur karena Arkan tau bahwa Flo benar-benar punya rasa sama Arkan, rasa yang lebih dari pertemanan itu sendiri, rasa yang selalu Arkan hindari, rasa yang seharusnya gak boleh terjadi dalam 'pertemanan mereka'. Arkan memutuskan kontak mereka berdua karena kecewa sama Flo. Flo pun gak bisa menghindar karena memang itu semua benar. Dan Flo menyesali itu. Dengan susah payah Flo membiasakan diri, selama 3 tahun terakhir ini, tanpa kontak apapun dengan Arkan. Satu yang ia syukuri, mereka berdua tidak satu sekolah lagi, Flo di sekolah menengah atas dan Arkan di sekolah menengah kejuruan. Karena itu, Whatsapp tadi pagi benar-benar mengguncang pertahanan Flo.

***
"Udah kumpul semua belum? Coba tanya-tanyain yang lain deh." tanya Flo pagi ini. Jam sudah menunjukkan pukul 07.07. Harusnya, mereka sudah berangkat 7 menit yang lalu. Sekarang sudah ada 2 mobil, Honda Civic merah milik Flo dan Avanza hitam milik Shita. Dan 4 motor, masing-masing millik Dodi, Andri, Ikhsan, dan Arkan. Total anak yang sudah kumpul ada 19 orang.

"Eh woy! Liat tuh siapa lagi yang dateng! Naik motor dia coy! Hahaha." seru Andri yang mengejutkan semua yang sedang berberes-beres.

Dean? batin Flo.
"Woy, Dean! Hahaha apa kabar lo? Ikut nih? Huhuuy!" sorak Dodi yang disambut pelukan oleh semua teman-teman kepada Dean. Semua anak, kecuali Flo.

"Cailaah, diem aje lo, Flo! Hahaha speechless atau seneng?" ledek salah satu dari mereka.

"Nervous kali tuh!" ledek yang lain. Dan Flo hanya bisa tertawa menanggapinya, lalu menyalami Dean yang masih dirangkul oleh Dodi. Semua teman-temannya bersuit-suit saat Flo dan Dean bersalaman. Saling tersenyum walau rasanya awkward.

"Udah yuk jalan, udah mulai panas nih." Caca menengahi ke-awkward-an itu.

"Woy yang di mobil, ntar gantian yak sama yang naek motor, pegel coy!" celetuk Dodi.

"Ogah! Mangkanye bawa mobil dong dod, naek derajat dikit kek!" sambar suara cempreng Shita yang diikuti suara tawa semua anak.

"Woy, Dri, pacaran mulu lo! Jalan!" seru dari salah satu anak cowok dan yang diledekin hanya tertawa saja.

Berangkatlah mereka. Dengan tawa dan ledekan dimana-mana. Semua senang dan moment ini lah yang sangat mereka tunggu-tunggu, khususnya Flo.Mengenang masa-masa kebersamaan mereka semua saat sd. Masa dimana kita hanya bisa tertawa dan bermain. Benar-benar murni, tanpa ada beban apapun.

Kita bermain-main
Siang-siang hari senin
Tertawa satu sama lain
Semua bahagia semua bahagia
Sherina - Ku Bahagia

*** 
"Gila! Tempatnya enak banget coy! Gila lo Flo, dapet aja huueeuu!" ujar Andri sambil merangkul Flo.

"Iyalah, aku! Hahaha. Udah sekarang barang-barangnya taruh di kamar yaa. Kamar yang kiri buat cowok yang kanan buat cewek, okee?" ucap Flo sambil membenahi letak kacamatanya dan mengambil tas ranselnya.

Cottages yang mereka sewa, terdiri dari 2 lantai. Lantai dasar yang berisi ruang keluarga, dapur kecil, dan satu kamar mandi. Di lantai atas, terdapat 2 kamar tidur, 1 kamar mandi dan 1 pintu kearah balkon yang menghadap ke pantai. Pintu belakang rumah itu menghadap ke pantai. Cottages yang sangat pas buat liburan terakhir ini.

"Neng, bengong aje! Ntar kesambet setan siang bolong loh!" colek Dodi kepada Caca, hanya dibalas pukulan kecil ke lengan Dodi.

"Ngeliatin siapa sih neng?" mata Dodi mengikuti arah mata Caca. "Ohh! I see! Hahaha he always looks like prince kesasar yekan?" goda Dodi yang masih menunggu reaksi dari sang neng.

"Haha apasih, Dod. Tapi iya sih, dia kayak pangeran kesasar. Mau aja main sama rakyat jelata kayak kita." balas Caca yang masih menatap prince-nya.

"Dia sama lo sebanding, neng. Dia charming dan lo beautiful. Dia handsome dan lo pretty. Dia nunggu dan lo juga nunggu. Pas deh tuh."

"Maksud lo? Dia nunggu gue?" tanya Caca yang akhirnya melepas pandangannya dan menatap lawan bicaranya, keningnya mengkerut. Dodi hanya angkat bahu dan pergi bergabung bersama teman-teman yang lain.

Caca dan Ikhsan. Mereka berdua tidak pernah sadar kalau diri mereka selalu jadi public centre karena wajah mereka. Caca, kulit putih, rambut hitam panjang dengan ikal dibagian bawah, tahi lalat disebelah kanan dagunya, bibir mungil yang seolah-olah membuatnya selalu tersenyum. Ikhsan, tinggi, kulit putih, rambut hitam kecoklatan yang selalu cepak berantakan, dagu sedikit lancip, bibir tebal, mata bulat dengan coklat yang menenangkan. Yang satu cantik, yang satunya lagi ganteng. Mereka sama-sama menarik. Dan sama-sama tertarik satu sama lain, tapi benar-benar tidak ada yang berani memulai.

... malam harinya

"Njir kenyang bet gua! Mantep dah makanan disini!" ujar Rizan sambil mengelus-elus perutnya yang terasa penuh. Mereka semua sedang bersantai di ruang keluarga. Jam dinding menunjukkan pukul 8 malam dan angin kencang diluar yang membuat mereka malas kelayapan.


"Eh woy jangan diganti dong channel-nya! Itu yang tadi bagus tuh filmnya." protes salah satu diantara mereka dan disambung celetukan-celetukan ringan oleh yang lain. Arkan yang baru selesai membuat kopi hitam lalu menuju balkon atas, agak malas bergabung dengan teman-temannya, ia sedang ingin menikmati kopinya dengan ketenangan.Di balkon ada seseorang, dari belakang saja Arkan sudah bisa menebak siapa cewek itu.

"Sendirian aje neng" sapa Arkan dengan senyum usil yang menyembunyikan keterkejutannya akan wajah cewek ini. Natural banget, coba dia gak pake make up terus kayak gini, batin Arkan.

"Hehehe enak anginnya yaa disini, beda kayak di Jakarta" jawab cewek cantik ini.

"Yailah lo bandingin sama Jakarta. Gua aja yang dari lahir disono empet banget." ujar Arkan dan hanya diikuti dengan senyuman si cewek.

"Kenapa lo? Tumben diem, belom minum obat yak?" dengan herannya Arkan bertanya sampai mengerutkan kening. Dan dimulailah cerita cewek ini tentang seorang cowok yang ia tunggu kabarnya. Mereka sedang terlarut dalam cerita yang seru ketika sebuah teriakan mengagetkan mereka.

"Woy semua! Ada yang mojok berduaan neeehh!" teriak Andri dari ujung tangga dan diikuti suara grudak-gruduk kaki yang penasaran.

"Cailaaaaah, ce-el-be-ka nih cerita? Curutt curutt" goda Rizan dan langsung diikuti sorakan-sorakan dan suara tawa yang lain. Caca yang melihat itu langsung turun ke dapur.

"Flo! Diatas pada rame noh, Arkan-Felli. Mereka berduaan aja ternyata dari tadi di balkon" lapor Caca yang ingin memancing reaksi dari Flo.

"Ohyaa? Trus? Kenapa laporan ke aku, Ca?"

"Lo gak penasaran, Flo? Atau lo udah tau?" tangan Caca mulai dilipat didepan dada yang menandakan ia mulai kesal. Flo tau, Caca kesal karena Flo selalu berpura-pura dan tidak pernah jujur, selalu menutup-nutupi apapun.

"Sampe kapan mau kayak gini, Flo?" Selesaiin lah..." ucap Caca dengan nada yang lebih rendah.

"Apa yang mau diselesaiin sih, Ca? Wong gak ada apa-apa dari awal."

"Iya emang gak ada, tapi kelakuan kalian ngebuat semuanya jadi ada dengan nyata. Dan gak akan pernah benar-benar bisa clear kayak yang kalian berdua sedang lalukan." ucap Caca makin pelan tapi tajam. Dan Caca pun meninggalkan Flo yang sengan termangu.

Kenapa kita gaboleh jatuh hati sama sahabat sendiri sih..... Batin Flo.




......