Kamis, 14 Juni 2018

Kal, Ve, dan Rindu

"Ve, kamu tau enggak? Rindu itu terbuat dari apa?"

"Dari... Lima huruf. Hehehe."

"Kalau itu terdiri, Ve, bukan terbuat."

"Apa, dong? Aku enggak tau."

"Kamu pernah rindu, Ve?"

"Kayaknya, enggak."

"Kok, bisa, sih?"

"Aku enggak tau. Aku cuma tau, kalau aku pengin ketemu seseorang, ya, aku harus berusaha temui dia."

"Kalau ternyata kamu enggak bisa temui dia?"

"Aku enggak pengin lagi dan enggak akan aku pikirin."

"Segampang itu, ya, Ve?"

"Iya. Kenapa harus susah kalau bisa dibuat gampang?"

"Kalau ada orang yang rindu sama kamu, tapi kamu enggak pengin ketemu dia, gimana, Ve?"

"Kalau orang itu niat dan beneran, you-called-it, rindu, ya, harus usaha bikin aku pengin ketemu dia."

*hening*

"Kal?"

"Hmmm."

"Kamu lagi rindu, ya?"

"Mungkin. Tapi, yang pasti, aku lagi sama kamu, Ve."

"Iya, aku tau. Garing, Kal."

"Hehehehe."

*hening*

"Ve, aku cuma takut, suatu hari nanti, kalau aku sedang rindu-rindunya, dia tidak ingin ditemui."

"Percaya, deh, Kal. Kalau rindu itu baik dan tulus, semesta akan mendukung."

"Kira-kira, aku baik buat dia, enggak?"

"Mana aku tau, Kal. Aku aja enggak kenal."

"Kamu kenal banget, kok, Ve."

"Oh, ya? Siapa?"

"Kapan-kapan aku kasih tau, kalau kamu udah tau rindu terbuat dari apa."

***
Jakarta, 14 Juni 2018 - 00:45

Sabtu, 09 Juni 2018

Membuka Lembar

Untuk pembuka sebuah lembar baru, kamu terasa sempurna.

Lembar pertama,
tulisan yang terukir dari pena terasa tegas.
Kata-kata yang tercipta pun terbaca dengan sangat jelas.
Seperti tidak ada ragu,
pena bergerak dengan sangat lihai.
Indah.

Lembar kedua,
gambar-gambar kecil mulai tercipta.
Mewakili kata yang tidak mampu dituliskan,
gambar membuat semua moment terasa lebih hidup.
Gambar tahu,
bagaimana menjelaskan setiap kata yang hanya ada didalam pikiran.
Indah dan nyata.

Lembar ketiga,
gambar-gambar itu mulai memiliki warna.
Belum warna warni memang.
Hanya saja,
menambah warna menjadi salah satu langkah besar.
Tulisan, gambar, dan warna.
Almost perfect.

Lembar keempat,
seharusnya setelah kata 'warna' akan ada kata 'warni'.
Sepertinya,
kata 'warni' bukan untuk lembar ini.
Sepertinya,
jalan ditempat adalah kata yang tepat.
Tak apa,
menulis kata 'jalan ditempat' pun tetap terasa indah.

Lembar kelima,
tinta pada pena, habis.
.
.
.
.
.
.
.
Tidak, masih terdapat banyak tulisan, gambar, dan warna.
Tidak seharusnya selesai di sini.
Sepertinya,
saya butuh mengisi tinta.



***
Jakarta, 9 Juni 2018 - 23:00