Rabu, 11 November 2015

Untitled (1)

Langit orange itu semakin lama semakin pudar. Pertanda malam akan datang menggantikan si elok senja. Dan aku masih disini, tidak mau beranjak, tetap merenungi hari kemarin, mengenang kenangan manis pahit, dan memejamkan mata berharap semua akan kembali seperti dulu begitu aku membuka mata.

***
18.00 - 11 November 2015

Jumat, 06 November 2015

Keinginanku

Kebanyakan orang menginginkan mesin waktu. Untuk memperbaiki kesalahan, untuk mengulang kenangan indah, bahkan untuk mengahapus sesuatu yang pahit.

Kebanyakan orang menginginkan tombol pause pada masa-masa kejayaannya. Pada masa-masa dimana hidup lebih indah dari sekedar kenangan. Dimana hidup memang benar-benar indah melebihi kenangan-kenangan itu sendiri.

Kebanyakan orang menginginkan kesempatan kedua. Dalam hal apapun. Entah dalam kesalahan ataupun kegagalan. Atau bahkan ada yang menginginkan kesempatan kedua untuk bahagia.

Tetapi, aku tidak menginginkan semua itu. Mesin waktu, tombol pause, kesempatan kedua, hanya membuat kita tidak bersyukur. Membuat kita tidak bisa menerima apa yang telah terjadi. Membuat kita tidak bisa menghargai waktu dan moment yang sedang terjadi. Membuat kita tidak lagi menyadari bahwa kenangan lah yang akan tetap kita butuhkan untuk meneruskan hidup.
Bukan, bukan berarti aku bisa melakukan hal tersebut. Aku hanya ingin..... Bisa menerima. Bisa sembuh dari luka. Dan bisa 'pindah' seperti yang dia lakukan.

Lalu, apa hubungannya? Hubungannya adalah tidak selama mesin waktu, tombol pause dan kesempatan kedua bisa untuk menerima, menyembuhkan luka, dan 'pindah'. Tidak percaya? Silahkan buktikan.

Sekali lagi, tolong, aku hanya ingin 'sembuh' dan bisa 'pindah' sepertimu. Tolong, bantu aku.

***
22.10 - 6 November 2015