Kamis, 14 Mei 2015

(Film) Fiksi

Ini pertama kali saya cerita tentang film disini. Saya sebut ini 'cerita' ya, bukan 'me-review'. Bukan karena saya malas me-review suatu film. Tapi, saya lebih suka cerita secara tidak formal seperti ini dari pada me-review.

Fiksi kalau di KBBI itu artinya cerita rekaan; rekaan; khayalan; tidak berdasarkan kenyataan. Ceritanya tentang perempuan psikopat yang menyukai lelaki, seorang penulis, dan menguntit lelaki tersebut. Perempuan berhasil berkenalan dengan Lelaki, bahkan sampai Lelaki menceritakan isi buku yang sedang ia tulis tapi tidak pernah selesai karena ia tidak tau bagaimana ending yang seharusnya ia tuliskan disetiap ceritanya. Dan secara tidak langsung, Perempuan membantu Lelaki itu menunjukan ending disetiap cerita yang ia tuliskan. Percaya lah, ini bukan sesuatu yang klasik. Tapi, memang bukan sesuatu yang tidak mudah ditebak sih.

Pesan yang paling jelas dari film ini adalah setiap kejadian dalam hidup itu mempunyai tujuan.

Tujuan? Yang saya pikirkan selama ini hanya tujuan kenapa saya harus melakukan suatu aktivitas. Tujuan saya untuk makan dan minum. Tujuan saya untuk belajar dan mencari ilmu. Tujuan saya untuk pergi ke suatu mall. Tujuan saya untuk membaca suatu buku. Tujuan saya untuk pergi kemana-mana menggunakan angkutan umum. Tujuan saya untuk menghadiri suatu seminar. Tujuan saya untuk tetap berdiri diantara yang duduk. Tujuan saya untuk terus berlari diantara yang berjalan. Tujuan saya untuk terus beribadah. Tujuan saya untuk tidak terlalu memperdalam sesuatu yang mengusik diri saya. Tujuan saya untuk tetap berada didalam gua yang sudah dibuatkan-Nya untuk saya. Mungkin suatu saat nanti, entah kapan, saya akan menemukan tujuan kenapa saya harus tetap hidup, kenapa saya harus tetap berjuang dalam hidup lebih tepatnya.

Menurut saya, film Fiksi telah mengubah arti fiksi sebenarnya. Menurut saya, ending dalam fiksi itu seharusnya tidak nyata. Dan, seharusnya, kita sendiri lah (sebagai penulis) yang menentukan ending setiap cerita fiksi yang kita buat. Bukan dari apa yang terjadi di sekeliling kita walau pada awalnya kita mengambil ide dari sekitar kita.

Selama apa pun kita membuat dan berkutat dengan cerita kehidupan yang fiksi, tetap tidak akan mengubah ending kehidupan nyata kita. Saya termasuk orang yang sangat suka berkutat dengan cerita kehidupan nyata yang saya jadikan 'fiksi' dan berharap waktu akan mengubah kehidupan nyata saya kedalam cerita fiksi saya.

Saya suka memikirkan saya terbangun didalam kamar yang berada didalam rumah pohon. Ketika saya membuka jendela, hanya udara segar dan pemandangan hijau yang ada. Saya suka memikirkan bagaimana saya bisa menyelinap tanpa terlihat. Menyelinap diantara segerombolan remaja perempuan yang sedang tertawa, kemudian saya ikut tertawa didalamnya. Menyelinap ditengah-tengah kehidupan keluarga konglomerat dan saya menjadi salah satu anggota keluarganya. Menyelinap ditengah-tengah drama megah yang sedang berlangsung dan saya menjadi salah satu pemerannya. Saya suka memikirkan saya menjadi salah satu tokoh dari setiap novel yang saya baca. Dan saking asiknya saya berkutat dengan cerita kehidupan fiksi saya, sampai-sampai saya sendiri tidak tau apa yang seharusnya saya isi dalam hidup saya dan bagaimana seharusnya ending dalam kehidupan saya. Maksud saya, ending seperti apa yang saya inginkan. Entah sebagai perempuan dengan satu suami dan tiga anak. Atau sebagai perempuan dengan karir yang sedang diatas daun dan kehidupan keluarga yang harmonis. Atau sebagai perempuan single parent dengan sepasang anak kembar yang ingin ayah baru. Atau sebagai perempuan renta yang tak punya siapa-siapa dan apa-apa.

Kalau boleh saya memilih, saya akan meminta waktu sedikit lebih lagi untuk berkutat dengan cerita fiksi saya dan kemudian meneruskan kehidupan nyata saya dengan tujuan (dan ending) yang akan atau sudah saya tentukan. Karena pada saat saya sadar, hidup terlalu singkat untuk tetap berkutat pada cerita fiksi.

Tapi, saya akan berusaha sebisa mungkin menghidupkan cerita fiksi saya kedalam kehidupan nyata.
Hidup terlalu singkat untuk melakukan hal-hal yang membosankan, bukan?
Dan, setiap kejadian didalam hidup punya tujuan, bukan?

Dan, sekali lagi, ini adalah fiksi. :)

***
23.00 - 14 Mei 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar