Senin, 16 Mei 2016

Waktu Kita



Diantara pekatnya kopi hitam milikmu dan dinginnya coffee blend milikku, kita bersuara. Suara kita tumpang tindih dengan suara-suara milik pelanggan lain. Mungkin diantara mereka sama seperti kita yang datang hanya untuk saling menemani dan bersua. Kita yang sama-sama berusaha untuk menghilangkan ruang kosong pada jiwa masing-masing, khususnya aku. Terkadang, aku dengan sengaja membuatmu terjebak bersamaku dan berharap kamu bisa merapatkan ruang kosong yang ada. Bahkan, aku seperti bisa merasakan kamu pun melakukan hal yang sama. Sungguh, aku tidak pernah keberatan. Perbincangan yang terjadi pun bukan perbincangan yang penting, tetapi bukan juga yang sepele. Perbincangan yang kita lakukan pun bukan untuk mengisi waktu ataupun membunuh waktu. Kepada waktu kita bertaruh dan bekejaran, berharap sekali saja waktu bisa diajak kompromi. Dan pada saat itu lah, aku akan sangat bersyukur bila dihidup terdapat tombol pause. Tetapi, ketika waktu telah usai, sepasang mataku hanya bisa menatapmu sambil berdoa dalam hati, semoga apa yang aku lihat bukanlah waktu yang terakhir. Kopi hitam milikmu dan coffee blend milikku menjadi saksi bisu pengantar doa yang aku panjatkan tanpa mereka ketahui. Semoga kamu -seseorang yang aku pun tidak tahu namanya- tetap berada di sana, dengan kopi hitam dan senyum tipismu. Celoteh riangmu akan selalu terekam dalam memoriku.


***
15.56 - 16 Mei 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar