Diantara
pekatnya kopi hitam milikmu dan dinginnya coffee
blend milikku, kita bersuara. Suara kita tumpang tindih dengan suara-suara
milik pelanggan lain. Mungkin diantara mereka sama seperti kita yang datang
hanya untuk saling menemani dan bersua. Kita yang sama-sama berusaha untuk
menghilangkan ruang kosong pada jiwa masing-masing, khususnya aku. Terkadang,
aku dengan sengaja membuatmu terjebak bersamaku dan berharap kamu bisa merapatkan
ruang kosong yang ada. Bahkan, aku seperti bisa merasakan kamu pun melakukan
hal yang sama. Sungguh, aku tidak pernah keberatan. Perbincangan yang terjadi
pun bukan perbincangan yang penting, tetapi bukan juga yang
sepele. Perbincangan yang kita lakukan pun bukan untuk mengisi waktu ataupun
membunuh waktu. Kepada waktu kita bertaruh dan bekejaran, berharap sekali saja
waktu bisa diajak kompromi. Dan pada saat itu lah, aku akan sangat bersyukur
bila dihidup terdapat tombol pause. Tetapi,
ketika waktu telah usai, sepasang mataku hanya bisa menatapmu sambil berdoa
dalam hati, semoga apa yang aku lihat bukanlah waktu yang terakhir. Kopi hitam
milikmu dan coffee blend milikku
menjadi saksi bisu pengantar doa yang aku panjatkan tanpa mereka ketahui. Semoga kamu -seseorang yang aku pun tidak tahu namanya- tetap berada di sana, dengan kopi hitam dan senyum tipismu. Celoteh riangmu akan selalu terekam dalam memoriku.
***
15.56 - 16 Mei 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar