Rabu, 31 Agustus 2016

Rindu Sebatang Pohon

Apakah akan selalu seperti ini?
Ketika sebatang pohon ingin jatuh hati, ia dijatuhkan kepada yang tinggi, sang Bulan.
Apakah akan selalu seperti ini?
Sebatang pohon yang tidak dapat bergerak sedikit pun, disiksa dengan harus menggapai sang Bulan.
Apakah akan selalu seperti ini?
Sebatang pohon yang lusuh jatuh akan pesona sang Bulan yang benderang.
Apakah akan selalu seperti ini?
Ketika sebatang pohon ingin memberikan hatinya, tetapi hanya sang Bulan lha yang hanya dapat ia lihat.
Apakah akan selalu seperti ini?
Sebatang pohon yang hanya dapat melihat sang Bulan dari tempatnya berpijak, tetapi tidak sebaliknya.
Apakah selalu seperti ini?
Alam seolah-olah selalu membiarkan yang tak berdaya jatuh kedalam perangkap yang tinggi.
Apakah selalu seperti ini?
Kerja alam yang sangat misterius dengan segala ketidakberdayaan isinya.
Seperti sebatang pohon yang ia biarkan jatuh hati kepada sang Bulan yang (nyatanya) tak akan pernah tergapai oleh sebatang pohon.
Benarkan ini permainan alam? Atau hanya karena sekedar kesalahaan sebatang pohon semata?
Sebatang pohon tidak akan pernah tau jawabannya.
Tidak ada yang berminat memberi tau, bumi sekali pun.
Yang sebatang pohon tau ialah
Rindu.
Sebatang pohon rindu akan terang malam.
Sebatang pohon rindu akan kemerlapnya malam.
Sebatang pohon rindu akan cahaya tulusnya malam.
Sebatang pohon rindu akan percakapan malam ketika fajar ingin datang.
Sebatang pohon rindu akan gelak tawa yang mengisi sunyinya malam.
Sebatang pohon rindu akan percikan-percikan langit malam.
Sebatang pohon rindu.
Rindu akan malam.
Karena sang Bulan.



***
23.40 - 31 Agustus 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar