Pada suatu pagi, dibawah
terik matahari, kamu berdiri.
Pandanganmu jatuh tepat
dibelakang bahuku.
Mata yang selalu ramah,
berubah menjadi layu tak ada arah.
Kamu mendekat, tapi
tidak benar-benar dekat.
Maksudku,
Hei, ada apa? Kamu
tampak tidak baik.
Kamu memang didekatku,
tapi tidak dengan pandangan dan pikiranmu.
Kamu bilang, tidak
apa-apa.
Tapi, semua yang kamu
tunjukkan berkata apa-apa.
Berbagai macam duga dan
tanya, singgah dikepala.
Kamu bilang, beri jarak
pada kita.
Aku bilang, apa yang
salah dengan kita.
Kamu bilang, hanya
jenuh.
Aku bilang, mungkin
pikiranmu sedang penuh.
Kamu bilang, mungkin saja.
Aku bilang, berapa jauh
jarak yang kamu butuh?
Kamu bilang, sejauh
apapun sampai kembali merasa utuh.
Aku bilang, dan kamu
akan kembali?
Kamu bilang, iya akan
kembali.
Aku bilang, jangan
terlalu lama.
Kamu bilang, semoga
saja.
Pada akhirnya, aku
tetap membiarkanmu berlalu.
Dengan sendu yang
mengganggu,
Dan rindu yang memburu.
***
Yogyakarta, 5 Februari 2018 - 16:18
Tidak ada komentar:
Posting Komentar