Judul: Tentang Waktu
Penulis: Tyas Effendi
Penerbit: Gagasmedia
Tebal: 266 halaman
Tahun Terbit: 2015
Waktu berutang kepadaku.
Tentang jarum jam yang lelah berputar. Tentang cerita yang menggantung. Tentang
perjalanan yang belum usai.
Namanya adalah Granada Mahari. Seorang mahasiswi jurusan
Antropologi Sosial di Universitas Brawijaya, Malang. Nada, begitulah ia akrab
disapa, ini mengalami perjalanan lintas waktu yang panjang setelah mengalami
patah hati karena mantan pacarnya, Arsa, mengidap penyakit leukimia dan
meninggal dunia. Awal perjalanan dimulai dari pekerjaan sambilannya, yaitu
seorang ilustrator. Salah satu dosennya, Bu Ratri, menawari Nada menjadi
ilustrator untuk sebuah naskah non-fiksi dan berbobot.
Naskah berjudul Jejak
Perang Bosnia-Herzegovina 1992 ini ditulis oleh seseorang yang mengaku
sudah kenal dengan Nada. Sampai akhirnya naskah tersebut membawa Nada pada
sebuah perjalanan panjang, yaitu perjalanan waktu. Perjalanan tersebut yang
membawa Nada bertemu dengan lelaki dingin bernama Reksa. Lelaki dari dimensi
waktu yang ia kunjungi. Bukan, bukan kunjungi karena Nada yang menginginkan, tetapi
karena tarikan lempeng cahaya dari sebuah vas yang ia dapatkan untuk mendalami
naskah perang tersebut. Dan dari pertemuan dan perjalanan tersebut, cerita Nada
dimulai.
Ternyata, setiap pertemuan
dengan orang baru bukanlah sesuatu yang sederhana.
Novel Tentang Waktu
ini bergenre romance. Tetapi, romance kali ini benar-benar beda. Penulis mengemas
cerita begitu apik. Perpaduan antara petualangan dan cinta benar-benar pas. Dan
di novel ini, petualangannya bukan sembarangan petualangan. Ini adalah
petualangan waktu yang tidak biasa. Bukan petualangan waktu flashback dari si tokoh utama, tetapi
petualangan waktu yang hmm apa ya? Susah dideskripsikan. Aku benar-benar kagum
dengan penulis novel ini. Karena sudah pasti riset yang dilakukan tidak
main-main. Kalau boleh dibilang, ini adalah buku sejarah yang dikemas dalam
bentuk novel bergenre romance. Benar-benar keren.
Aku bisa merasakan rasa-rasa yang dialami oleh Nada. Rasa
kehilangan orang yang ia sayangi, Arsa. Walau aku kurang dapat feel-nya dibagian cerita flashback Nada saat masih bersama Arsa. Yang
aku benar-benar dapat feel-nya adalah
saat-saat Nada di Sarajevo dengan berbagai penderitaannya bersama Reksa dan
Lella. Aku dibawa seolah-olah aku ada didalam cerita tersebut. Secara keseluruhan,
novel ini keren! Tidak bisa ditebak, atau cuma aku ya yang enggak bisa nebak?
Ah, pokoknya aku merekomendasi kalian untuk membaca novel yang satu ini.
Setiap pertemuan itu
mempunyai benang merahnya yang masing-masing sudah terpaut rapi. Ada rencana
Tuhan yang tertulis panjang di baliknya.
***
11.58 - 25 Januari 2016
Randomly blog-walking and stranded here.
BalasHapusHalo, terima kasih sudah menulis review buat Tentang waktu.
Ditunggu review untuk buku-buku yang lain :)
-Tyas Eff.
Wah Tyas penulisnya sama namanua denganmu! Apakah ini artinyaaaa?
BalasHapus-Mama yang kangen di rumah.